Kamis, 21 Desember 2017

BIOGRAFI DIRI SENDIRI

HAI !
Saya adalah seorang mahasiswi Universitas Gunadarma jurusan Psikologi. Saya saat ini sudah menduduki bangku semester 5. Kebetulan nama saya Zahra Orchidiella Hanum, saya anak ke 2 dari 3 bersaudara, saya memiliki kakak laki-laki bernama Zahran Bagasanda Alfanzuri dan adik perempuan bernama Zahra Pinctadiella Arvalla. Saya lahir di bulan November tanggal 2 tahun 1997 dan saya paling senang di panggil Orchi bukan Zahra dan di blog saya ini, saya ingin sedikit berbagi cerita bagaimana kehidupan sekolah saya sampai saat ini saya bisa kuliah. Kurang lebih kayak gini…
Pada zaman dahulu kala, saya pernah bersekolah dari TK yang kebetulan dulu saya bersekolah di TQIT di daerah depok. Saya tidak mengingat betul bagaimana saya waktu TK tapi misalkan saya sekarang main ke sekolah TK saya mereka cuman bilang, “Oh ini Orchi udah gede yah, padahal dulunya kan suka ngompol” disitu kadang suka merasa sedih dan malu. Oke! kita lanjut, setelah lulus TK kebetulan saya masih sekolah di satu tempat yang sama tapi udah SD jadi namanya SDIT, masih di daerah depok juga belom pindah kemana-mana kok. Di waktu SD saya itu orangnya paling suka main, kalo kata orang-orang sih saya centil, terus galak, bawel deh. Padahal masih SD loh... dan saya paling seneng kalo main sama temen-temen cowo sampe masih SD aja di bilang ‘playgirl’ namanya juga anak SD, maklum yah. Selama sekolah di bangku SD saya mengikuti kegiatan ekskul paduan suara, pramuka dan marching band. Padahal suara gak terlalu bagus, pramuka juga kadang nyali masih suka ciut dan ikut marching band waktu itu karena tertarik aja ada kegiatan baru. Sampe waktu SD pun jadwal yang kosong cuman hari Minggu karena sisanya sekolah dan ada ekstrakulikuler tambahan.
Selama ikut tim paduan suara pernah sekali tamping disalah satu Mall di Depok, pernah juga rekaman suara dari pihak sekolah, kalau pramuka suka camping di beberapa Gunung, kayak Gunung Salak, Gunung Bunder, pernah juga ikut Jambore Nasional 23 Provinsi di Cibubur, dan kegiatan persami atau perjusa di sekolah. Sedangkan marching band belom sempet tampil dimana-mana tapi suka jadi pengiring lagu untuk kakak kelas yang akan di wisuda atau pelepasan lulus-lulusan. Sempat juga ikut ekskul renang dari kelas 2 sampai kelas 5, karena kelas 6 fokus untuk belajar jadi berenti deh renangnya.
Oke kita lanjut. Setelah lulus dari SD saya masuk ke sekolah yang sama juga dan masih SMPIT juga, kebetulan lingkungan TK, SD dan SMP-nya berdekatan jadi tidak terlalu jauh. Kebetulan di SMPIT ini saya hanya 1 tahun setengah, kemudian saya pindah ke Jakarta. Di Jakarta saya bersekolah di daerah Jakarta Selatan. Saya pindah ke sekolah itu tidak sendiri, karena ternyata ada teman saya yang ikut pindah juga ke Jakarta, jadi ada temennya. Lumayan lah punya temen baru dan sempet jadi Orchi yang pendiem karena ketemu temen baru dan pengalaman baru bahwa ternyata di sekolah negeri itu guru-guru dan temen-temennya lebih beragam. Menjadi suatu hal baru dan acuan baru ketika seorang guru ngasih tugas dan harus selesai esok harinya. Saking takutnya sampe semua soal yang susah pun di kerjain di tempat les dan sampe di kira temen satu kelas kalo saya anaknya pinter, padahal yang ngerjain juga bukan saya hahaha (tapi belajar juga kok). Waktu sekolah di SMP ini gak sempet ikut ekskul apa-apa karena gak kepikiran untuk ikut kegiatan gitu jadi fokus belajar aja. Hasilnya begitu bagi rapot alhamdulillah saya masuk ke 10 besar dan disitu saya pikir bahwa saya sebenernya bisa untuk lebih baik lagi, sampai akhirnya saya ujian nasional dan mendapatkan nilai yang saya tidak meyangka bahwa saya sebisa itu untuk mendapatkan nilai tersebut.
Karena saya lulus di SMP Jakarta, akhirnya saya daftar ke SMA sekitaran Jakarta yang tidak terlalu jauh dari rumah. Sebelumnya, saya tinggal di daerah Depok, Sawangan, yang kalo lurus terus ke Parung, lurus lagi ke Bogor. Oke lanjut… jadi ada tragedi dimana daftar di salah satu SMA di Jakarta dan sampai hari terakhir penerimaan gelombang 1, nama saya masih ada di dalam daftar SMA tersebut, namun di 2 jam terakhir sebelum penutupan nama saya ilang dari daftar SMA tersebut yang otomatis saya tidak masuk ke sekolah tersebut. Akhirnya saya berusaha daftar lagi ke SMA di Jakarta dan mencoba daftar di SMA kawasan Jakarta Timur dan saya keterima di salah satu SMA di Jakarta Timur. Setiap pagi saya berangkat dari rumah jam 5.15 pagi setelah subuh, karena kalau telat sedikit jalan Margonda Raya sudah macet dengan orang-orang yang mau berangkat kerja.
Tidak terlalu banyak kegiatan di luar pembelajaran yang saya ikuti, karena untuk berangkat dan pergi saja sudah terlalu capek dan banyak waktu yang di butuhkan. Namun ketika saya kelas 11 atau 2 SMA, saya sempat mengikuti paduan suara kembali. Waktu itu saya kebagian suara alto dan waktu itu tim kami mempersiapkan penampilan untuk acara wisuda kakak kelas. Oh iya pada kurikulum saya, penentuan jurusan IPA dan IPS di adakan sebelum kenaikan kelas 11. Waktu itu ada tes psikotes untuk penentuan dan tidak tau kenapa saya selalu senang hal-hal yang menyangkut ke arah psikologi. Pada waktu itu saya sangat niat untuk mengikuti tes psikotes tersebut dan berharap suatu saat nanti saya bisa di posisi itu juga. Setelah hasil tes keluar saya pun akhirnya masuk ke kelas IPA. Diantara fisika, kimia dan biologi, saya masih suka sama fisika, mungkin karena pada saat itu gurunya enak, jadi saya nyambung. Seiring berjalannya waktu, saya pun sudah lulus di SMA tersebut dan saya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu Universitas.
Kurang lebih 3 bulan waktu yang digunakan untuk mencari-cari dan mendaftar di beberapa Universitas. Karena saya gak masuk di UI jadi saya pilih ke UG tetangganya UI. Saya masuk ke Gunadarma melalui jalur tes. Penuh perdebatan yang panjang karena saya ingin masuk psikologi sedangkan kedua orang tua saya ingin saya masuk jurusan yang lain. Seiring berjalannya waktu akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar jurusan psikologi dan ilmu komunikasi di Gunadarma dan hasilnya saya sama-sama keterima di kedua jurusan tersebut dan saya memilih psikologi karena saya pikir mungkin ini suatu kesempatan untuk saya dan masuk psikologi sudah saya idam-idamkan sejak SMA. Sampai akhirnya sekarang saya sudah semester 5 di Gunadarma.
Awal masuk lingkungan kampus yang sangkat berbeda dengan SMA agak sedikit kaget dan keteteran, karena tugas bisa aja numpuk di hari yang sama dengan deadline waktu yang sama juga. Karakter dosen yang berbeda-beda dan karakter temen-temen yang berbeda-beda juga. Semakin bisa melihat dunia luar dan semakin membuat untuk berfikir dewasa. Ketika duduk di bangku kuliah menurut saya adalah suatu ajang untuk memperbanyak kegiatan dan pertemanan. Di bangku kuliah pun kita bisa reunian karena bisa saja tiba-tiba ketemu temen SD, SMP atau SMA. Tapi bisa juga jadi ajang sibuk, karena terlalu banyak kegiatan di kuliah. Sampai saya semester 4 saya tidak mengikuti kegiatan apa-apa, tapi ketika saya semester 5 saat ini, saya di tawarkan oleh salah satu dosen untuk bergabung di Tax Center Gunadarma atau lebih singkatnya kegiatan pajak di Gunadarma. Awalnya saya bingung kenapa anak psikologi di ajak gabung ke pajak, ternyata disini mereka ingin bergabung dengan jurusan psikologi dan IT untuk pembuatan suatu program kerja yaitu relawan pajak. Awalnya saya sendiri di pajak ini tapi akhirnya saya mengajak 3 orang teman saya untuk ikut di Tax Center ini. Ester, Krsna dan Ainur namanya. Kami pada awalnya diminta untuk berpresentasi dan membantu memberikan masukan serta solusi tentang bagaimana cara berkomunikasi, beretika dan berempati yang baik kepada orang-orang.
Namun setelah presentasi selesai, kami diminta ikut bergabung menjadi asisten tetap Tax Center Gunadarma dan ikut menjadi relawan pajak yang nantinya akan magang di kantor pelayanan pajak serta beberapa tempat umum lainnya. Kegiatan ini ditujukan untuk membantu dan mempermudah orang-orang wajib pajak dalam pengisian pajak. Dengan mengikuti kegiatan ini membuat saya menjadi banyak teman dan menambah ilmu baru dalam perpajakan serta tau bagaimana dunia kerja dan harus memperhatikan tanggung jawab yang sudah saya lakukan. Sehingga saya sampai saat ini menjalankan 2 hal yang berbeda, kuliah jurusan psikologi dan bekerja menjadi asisten di Tax Center Gunadarma. Kedua kegiatan ini membuat saya semakin mengerti waktu dan semakin tau bagaimana caranya membagi waktu. Memiliki banyak kegiatan membuat saya menjadi memiliki banyak teman, tingkat 4, tingkat 3 ataupun tingkat 2.
Tidak terlalu banyak prestasi yang pernah saya ukir, tidak banyak juga kegiatan yang saya lakukan ketika jaman sekolah dulu, tapi ketika saya kuliah, saya berfikir kalau misalkan kegiatan cuman kuliah aja, tidak pernah ikut organisasi atau kegiatan diluar kuliah, saya gak akan dapat pengalaman apa-apa sedangkan saya melihat beberapa teman saya aktif di berbagai organisasi. Karena orang tua juga mendukung saya bergabung dalam pajak ini, akhirnya kegiatan ini lah yang saya lakukan selain kuliah. Jadi ketika saya tidak ada jadwal kuliah saya memutuskan untuk datang ke Tax Center untuk bekerja disitu. Sebulan yang lalu kami baru selesai menjalankan Olimpiade se-JABODETABEK untuk anak SMA/SMK, karena kami ada program untuk memperkenalkan atau mensosialisasikan pajak tidak hanya di kalangan orang dewasa saja tapi di kalangan anak-anak sekolah juga. Program selanjutnya yang akan di jalankan ialah relawan pajak yang terdiri dari 233 mahasiswa dan mahasiswi Universitas Gunadarma dari jurusan psikologi, ekonomi, akuntasi dan teknik informatika.
Sampai saat ini saya merasa nyaman dan bahagia dengan kegiatan yang saya lalukan, walaupun tidak ada bentuk prestasi yang menonjol dalam kehidupan saya, tetapi setidaknya saya mengerti bagaimana caranya bertanggung jawab terhadap kehidupan dan pilihan diri sendiri dalam menentukan apa yang akan dilakukan. Tetap lakukan hal-hal yang positif dan lakukanlah hal-hal yang kamu sukai (tapi tetap positif dan berguna yah).

Sekian cerita dari saya, semoga bermanfaat dan berguna untuk mengisi waktu luang anda. Terimaksih sudah mau meluangkan waktunya untuk membaca.😉😉

Rabu, 29 November 2017

REVIEW JURNAL : THE EFFECT OF PURCHASING SITUATION AND CONFORMITY BEHAVIOR ON YOUNG STUDENT’S IMPULSE BUYING

REVIEW JURNAL
THE EFFECT OF PURCHASING SITUATION AND CONFORMITY BEHAVIOR ON YOUNG STUDENT’S IMPULSE BUYING
Wu-Chung Wu and Tzung-Cheng Huan
African Journal of Business Management Vol.4 (16), pp. 3530-3540, 18 November, 2010
ISSN 1993-8233 ©Academic Journals

 I.          PENGERTIAN
A.      Perilaku Pembelian secara Impulsif
Stern (1962) mengusulkan agar pembelian impuls dibeli tanpa direncanakan. Perbedaannya adalah tingkat impulsif. Stern (1962) berpendapat bahwa faktor eksternal, seperti ekonomi, kepribadian, waktu, lokasi dan budaya mempengaruhi pembelian impulsif.
Menurut Weinberg dan Gottwald (1982), pembelian impulsif spontan dan mendadak merespons keinginan, memasukkan faktor afektif, kognitif dan reaktif.
Mowen dan Minor (1998) mendefinisikan pembelian impuls sebagai reaksi yang tidak terkendali, keinginan untuk memperoleh dan memiliki.
Wood (1998) mengemukakan bahwa pembelian impulsif tidak direncanakan, tidak dipikirkan dan disertai oleh emosi yang kuat. Dia juga mengidentifikasi dua jenis pembelian impuls: dorongan akratik, di mana konsumen tidak memiliki cukup kekuatan, dan dorongan impulsif.
Iyer (1989) menemukan bahwa baik lingkungan belanja dan tekanan waktu mempengaruhi pembelian impuls konsumen. Pembelian impuls seringkali diakibatkan oleh rangsangan eksternal yang membangkitkan potensi kebutuhan baru konsumen atau dirasakan dan membentuk dorongan kuat dan tiba-tiba. Pembelian konsumen segera dan tidak terkendali, tanpa memikirkan hasilnya
Faktor eksternal bersifat situasional, seperti lingkungan toko, tekanan waktu dan tekanan teman sebaya. Penelitian menunjukkan bahwa waktu yang tersedia akan mempengaruhi keputusan konsumen secara langsung. Bila konsumen memiliki sedikit waktu, atau ketika mereka merasa tidak sabar dengan pengalaman berbelanja, maka tekanan waktu merupakan faktor penting, dan konsumen akan menunjukkan perilaku pembelian impulsif, Jika konsumen memiliki pendapatan yang terbatas, yaitu ada cukup banyak ekonomi. Tekanan, konsumen akan bertindak rasional dan tidak akan menunjukkan dorongan untuk membeli dengan mudah (Beatty dan Ferrell, 1998).
B.            Perilaku kesesuaian
Penelitian tentang kesesuaian pertama kali muncul dalam penelitian psikolog sosial Ash (1951). Dia mengusulkan agar kesesuaian tersebut dihasilkan dari pengaruh anggota masyarakat terhadap individu-individu di dalam masyarakat tersebut. Allen (1965) mengkategorikan kesesuaiannya dengan kepatuhan publik dan penerimaan pribadi. Ketaatan publik berarti orang mematuhi kelompok tersebut untuk mendapatkan penghargaan atau menghindari hukuman dan tidak mengubah pemikiran mereka sendiri. Penerimaan pribadi berarti bahwa kepercayaan dan perilaku dipengaruhi oleh kelompok.
Deutsch dan Gerard (1955) telah mengidentifikasi dua jenis pengaruh sosial yaitu, normatif dan informasi. Pengaruh normatif adalah tekanan untuk menyesuaikan diri dengan harapan positif orang lain. Pengaruh normatif dapat dicapai melalui kepatuhan dan identifikasi. Kepatuhan adalah penerimaan pengaruh normatif untuk mendapat tanggapan afirmatif dari orang lain, seperti mendapat penghargaan dan penghindaran hukuman (Ross et al, 1976).
Identifikasi adalah pemeliharaan hubungan baik dengan anggota kelompok dan membuat keputusan yang sama dengan kelompok untuk mencapai kesesuaian (Lascu dan Zinkhan, 1999). Pengaruh informasional adalah kecenderungan untuk menerima informasi dari orang lain sebagai pedoman ketika orang menghadapi informasi yang rumit dan ingin menyederhanakan pengambilan keputusan proses (Lascu dan Zinkhan, 1999).

   II.              METODE PENELITIAN

Studi ini mengeksplorasi apakah konsumen dengan ciri-ciri pribadi yang berbeda dalam konteks pembelian yang berbeda akan menunjukkan tingkat perilaku pembelian impuls yang berbeda. Dasar pemikiran penelitian didasarkan pada konstruksi hipotetis yang disampaikan oleh Howard dan Seth (1969). Masukannya adalah rangsangan dari lingkungan pemasaran dan sosial. Keluarannya adalah variasi respons yang mungkin dipamerkan pembeli, berdasarkan interaksi antara rangsangan dan keadaan internalnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana faktor situasional (waktu dan tekanan ekonomi) mempengaruhi ciri kepribadian konsumen (impulsiveness and conformity) dalam hal perilaku pembelian impuls konsumen.
A.           Variabel
Variabel independen adalah variabel pembelian, evaluasi sifat impulsif konsumen dan kesesuaian. Konteks pembelian (tekanan waktu dan tekanan ekonomi) dimanipulasi variabel independen. Sifat pribadi dinilai dengan ukuran impulsif dan sesuai. Variabel dependen adalah impulsivitas perilaku pembelian.
B.            Tekanan waktu
Tekanan waktu untuk pembelian dikategorikan baik panjang maupun pendek. Definisi variabel yang dimanipulasi adalah sebagai berikut:
1.        Lama waktu: Pendek, didefinisikan sebagai masa tinggal 70 menit atau kurang.
2.        Lama waktu: Panjang, didefinisikan sebagai tinggal minimal 130 menit.
C.           Tekanan ekonomi
Kuesioner dalam penelitian ini berbasis di Prancis dan Republik Ceko sebagai lokasi simulasi. Tekanan ekonomi dibagi menjadi anggaran yang tinggi dan anggaran yang rendah untuk pembelian.
1.        Anggaran rendah: Anggaran terendah ditetapkan $100.000 di Perancis dan $60.000 di Republik Ceko. Suasana hati diatur untuk membuat keputusan pembelian dengan anggaran terbatas.
2.        Anggaran tinggi: Anggaran tertinggi ditetapkan $180.000 di Prancis dan $80.000 di Republik Ceko. Suasana hati diatur untuk membuat keputusan pembelian tanpa batasan anggaran yang terbatas.
D.           Pembelian impuls
Menurut Rook (1987), ada 35 item yang membentuk sifat impulsif. 9 dari 35 item dipilih sebagai item pertanyaan untuk mengukur impulsif (Rook, 1995). Tanggapan dievaluasi pada skala likert multi item yang berkisar dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju) tentang pengalaman dan perilaku berbelanja mereka. Untuk meningkatkan validitas pengujian, butir 8 dirancang sebagai skala berlawanan dari 1 (sangat setuju) sampai 5 (sangat tidak setuju). Pertanyaannya adalah sebagai berikut:
1.        Saya biasanya melakukan pembelian dari kebutuhan impulsif.
2.        "Lakukan saja" bisa menggambarkan sikap beli saya.
3.        Saya biasanya melakukan pembelian tanpa terlalu banyak berpikir.
4.        Saya akan membeli apa yang saya inginkan.
5.        Kebiasaan belanja saya adalah - belilah dulu dan pikirkan nanti.
6.        Saya biasanya melakukan pembelian secara impulsif.
7.        Saya akan memutuskan apa yang harus dibeli sesuai dengan suasana hati belanja saya.
8.        Sebagian besar perilaku pembelian saya telah direncanakan sebelumnya.
9.        Saya biasanya merasa bahwa pembelian saya impulsif.
E.            Kesesuaian
Studi ini mengadopsi inventaris kepribadian Jackson tentang kesesuaian sebagai metode untuk mengukur kesesuaian. Ada enam item berpasangan menurut Jackson (1976): setuju / tidak setuju, mematuhi / menolak, mencoba menyesuaikan / melawan dengan kuat, mau bekerja sama / tidak mau bekerja sama, memegang pandangan yang sama / memiliki pandangan yang sama sekali berbeda. Studi ini menggunakan konteks situasional untuk membimbing individu menuju tingkat kesesuaian. Penelitian ini menggunakan skala Likert mulai dari 1 sampai 7 untuk mengukur kecenderungan individu terhadap perilaku kesesuaian.
F.            Tingkat perilaku pembelian impulsif
Menurut definisi perilaku pembelian impuls dalam penelitian ini, pada objek wisata yang sama namun dalam konteks pembelian yang berbeda (tekanan waktu dan tekanan ekonomi), tiga item dirancang untuk mengukur tingkat perilaku pembelian impuls. Penelitian ini menggunakan skala Likert mulai dari 1 sampai 5 untuk mengukur pengalaman dan sikap berbelanja. Pertanyaannya adalah sebagai berikut:
1. Saya akan membeli souvenir yang saya inginkan segera tanpa ragu.
2. Saya akan menghabiskan semua uang saya.
3. Jika saya tidak punya cukup uang, saya akan meminjam uang dari teman sekelas untuk membeli souvenir.
G.           Desain kuesioner
Penelitian ini menggunakan sel yang terdiri dari desain eksperimental 2 (Tekanan Waktu) × 2 (Tekanan Ekonomi) dan mengembangkan delapan konteks. Studi ini akan menguji tingkat perilaku pembelian impuls dengan kerangka waktu yang sama namun berbeda anggarannya, dan juga diberi anggaran yang sama tapi berbeda waktu. Ada empat bagian dalam kuesioner:
1.        Dalam delapan konteks pembelian, situasi pembelian dan waktu dan ekonomi.
2.        Impulsivitas subjek.
3.        Kesesuaian subyek.
4.        Informasi dasar.
H.           Sampel
Peserta adalah mahasiswa senior yang pernah mengikuti tur kelompok luar negeri. Kuesioner dibagikan secara acak. Untuk membantu peserta agar lebih terlibat dalam skenario ini, kuesioner didistribusikan secara acak dan anonim dan peserta hanya menyelesaikan satu kuesioner. Ada 240 kuesioner secara total. Untuk setiap konteks, 30 kuesioner diberikan untuk total 120 kuesioner.

Minggu, 15 Oktober 2017



HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA YANG TINGGAL DI INDEKOS






Disusun oleh :

AZLIA IVONISEVIC (11515209)
FAIRUZ FAKHRANA LINATI (12515396)
ZAHRA ORCHIDIELLA HANUM (17515379)

Kelas :
 3PA01




JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2017


A.    Latar Belakang
            Perilaku konsumtif merupakan suatu fenomena yang banyak melanda kehidupan masyarakat terutama yang tinggal di perkotaan. Kebiasaan dan gaya hidup juga berubah dalam waktu yang relatif singkat menuju ke arah yang kian mewah dan berlebihan, misalnya dalam hal penampilan maupun pemenuhan kebutuhan hidup yang lain. Fenomena ini menarik untuk diteliti karena perilaku konsumtif juga banyak melanda kehidupan remaja kota-kota besar yang sebenarnya belum memiliki kemampuan finansial untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Baron dan Byrne (2003), konformitas adalah penyesuaian perilaku remaja untuk menganut pada norma kelompok acuan, menerima ide, atau aturan-aturan yang menunjukkan bagaimana remaja berprilaku. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain yang sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti berbagai atribut yang sedang tren.
            Bila remaja membeli barang hanya untuk memperoleh pengakuan dari orang lain tanpa pertimbangan yang rasional, maka akan menyebabkan remaja semakin terjerat dalam perilaku konsumtif. Bila remaja terjerat dalam hidup yang konsumtif maka kebutuhan yang menjadi prioritas utama menjadi tidak terpenuhi. Akibatnya terjadi pemborosan karena remaja membelanjakan sebagian besar uangnya untuk mengejar gengsi semata. Bagi kasus mahasiswa yang tinggal di tempat kost ini menjadi salah satu masalah karena mempengaruhi per ilaku dan gaya hidup mahasiswa. Orang tuapun akan keberatan jika sebagian besar uang yang diberikan kepada anaknya digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul hubungan antara konformitas dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa Universitas Gunadarma yang tinggal di tempat kost.

B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang dibahas dalam program ini adalah :
1.      Bagaimana perilaku konsumtif dan perilaku konformitas terjadi pada kalangan mahasiswa yang tinggal di indekos?
2.      Apakah hubungan antara konformitas dengan perilaku konsumtif terjadi di kalangan mahasiswa yang tinggal di indekos?
3.      Apa dampak yang timbulkan dari konformitas terhadap perilaku konsumtif yang terjadi pada mahasiswa yang tinggal di indekos?

C. Tujuan Penelitian
            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan dampak antara konformitas dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa Universitas Gunadarma yang tinggal di indekos.

D.    Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui dan lebih memahami tentang definisi dari setiap variabel yang ada menurut teori dan pendapat para ahli
2.      Dapat menambah wawasan dan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan konformitas dan perilaku konsumtif.

Selasa, 20 Desember 2016

KOMUNITAS KELOMPOK PENCINTA BACAAN ANAK (KPBA)

Kelompok Pencinta Bacaan Anak ( KPBA ) adalah organisasi nirlaba independen yang digagas pada tahun 1987 oleh Dr. Murti Bunanta SS. MA. Pada tahun 1990 KPBA menjadi anggota IBBY (International Board on Books for Young People).
Sejak berdiri, KPBA banyak mengadakan seminar, lokakarya untuk mahasiswa, guru pendidik, pengarang, illustrator, pendongeng, penerbit dalam usaha meningkatkan mutu bacaan anak Indonesia. Setiap minggu melakukan kegiatan rutin mendongeng di Rumah Sakit sejak 1993. Mengadakan Festival mendongeng setiap satu atau dua tahun dalam memperingati Hari Anak Nasional.
KPBA juga menggalang kerjasama dengan pemerintah, institusi dalam dan luar negri untuk kemajuan bacaan anak. Juga mendatangkan pembicara luar negeri untuk meningkatkan mutu pelaku perbukuan di Indonesia.
Sukarelawan KPBA terdiri dari peneliti, dosen, doktor, ibu rumah tangga, mahasiswa, karyawan, pengarang, illustrator, pendongeng, guru, orang tua, dan lain-lain. Pengurus KPBA tidak digaji dan semua sumbangan yang diterima , diteruskan untuk kepentingan masyarakat khususnya anak dan membina kemampuan orang dewasa yang terlibat bagi pendidikan anak.
KPBA adalah pionir untuk memajukan minat membaca anak-anak di Indonesia. Selama dua puluh tahun KPBA berkiprah dalam meningkatkan minat baca anak, mutu bacaan, dan layanan perpustakaan.

SEJARAH TERBENTUKNYA KPBA

Pencetus gagasan dan pendiri KPBA atau Kelompok Pencinta Bacaan Anak adalah Dr. Murti Bunanta SS.,MA yang menuangkan pikiran, gagasan dan keprihatinannya terhadap dunia bacaan anak di Indonesia dalam sebuah tulisannya, yang dimuat dalam harian Kompas, 22 September 1987, berjudul "Kalau Belum Terlambat, Mengapa Tidak Sekarang? Kita Butuh Kelompok Pencinta Bacaan Anak".
Tulisan ini menarik minat sekelompok pendukung gagasan dan simpatisan yang menaruh perhatian pada bacaan anak dan mencintai anak-anak, yang secara rutin bertemu sebulan sekali untuk memantapkan gagasan sambil mengadakan kegiatan mendongeng untuk anak-anak. 
Pada tahun 1988 dibentuk kepengurusan yang bergabung dalam wadah bernama : Kelompok Pencinta Bacaan Anak (Inggris : Society for the Advancement of Children's Literature). Organisasi ini bersifat independen, non profit dan pengurus serta anggotanya bekerja atas dasar sukarela.
Pameran dengan tema Anak, Bacaan dan Mainan yang diadakan dalam rangka menyambut hari anak nasional Juli 1989 adalah tonggak sejarah kegiatan KPBA selanjutnya, baik secara nasional maupun internasional. 

Kegiatan KPBA yang intens dalam memajukan mutu bacaan anak Indonesia menarik perhatian dunia internasional. April 1990, KPBA resmi menjadi seksi nasional suatu organisasi dunia yang bernama International Board on Books for Young People (IBBY) sebagai seksi nasional ke 51.
Pada tahun 2006, untuk meluaskan kerja KPBA, maka seksi nasional tersebut yang bernama Indonesian Board on Books for Young People (INABBY) dipisahkan menjadi organisasi tersendiri dan bekerjasama secara erat dengan KPBA.

VISI DAN MISI
 Tujuan dari Kelompok Pencinta Bacaan anak adalah untuk mengembangkan dan membina bacaan anak di Indonesia sebagai partisipasi bagi usaha mencerdaskan bangsa.

KEGIATAN UNTUK ORANG DEWASA
Seminar, lokakarya, dan pelatihan mendongeng, pelatihan membuat alat peraga, pelatihan menulis, pelatihan membuat ilustrasi, dll.

KEGIATAN UNTUK ANAK - ANAK
Festival mendongeng setiap satu atau dua tahun, kegiatan rutin mendongeng di RSCM setiap 

Info lebih lanjut :

Contoh Kasus Kecanduan Internet

Contoh Kasus Kecanduan Internet

Sekitar 4 juta remaja di China kecanduan Game online yang tidak sehat sehingga mereka keasyikan menghabiskan waktunya di warnet game online daripada bermain di dunia nyata. Hal ini membuat prihatin kebanyakan orang, karena kecanduan internet dapat menyebabkan kepekaan seseorang terhadap kehidupan sosialnya berkurang. Sebagai respon terhadap hal ini, Sebuah komite di parlemen pun meminta pengawasan yang lebih ketat terhadap game internet yang dinilai punya konten ilegal atau tidak pantas seperti menampilkan kekerasan, pornografi dan bahkan game yang tidak patriotik. Juga dianggap perlu adanya teknologi yang bisa memutus otomatis permainan game jika orang sudah terlalu lama bermain.
Dengan emosi yang masih labil, remaja rentan mengalami gangguan jiwa. Bukan hanya asmara, hobi bermain game juga bisa membuat jiwanya terganggu. Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol misalnya, sudah empat remaja yang dirawat karena kecanduan game online.Salah satunya kini masih dirawat di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja, RSJ Soeharto Heerdjan, atau yang lebih dikenal dengan nama RSJ Grogol karena terletak di kawasan Grogol, Jakarta Barat.
Remaja tersebut, sebut saja namanya Andi, sebenarnya anak yang berprestasi di sekolahnya. Masalahnya hanya satu, remaja berusia 17 tahun ini tidak pernah bisa lepas dari permainan video game yang memang sudah menjadi kegemarannya sejak masih kecil.
Belakangan, saking asyiknya memainkan video game, Andi mulai menarik diri dari pergaulan dan sering bolos sekolah. Orangtua yang merasa khawatir berusaha melarang, namun ketika video gamenya diambil, maka Andi mulai kehilangan kontrol lalu ngamuk-ngamuk.
"Pandangan matanya jadi hostile kalau dilarang main video game. Tatapannya memusuhi," tutur dr Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K), Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJ Grogol saat ditemui dalam kunjungan media di tempat kerjanya, Jumat (5/10/2012).
Kecanduan games tidak bisa dianggap sepele, terutama kalau sudah mempengatuhi perilaku. Menurut dr Suzy, gangguan jiwa psikotis yang ditandai dengan cara berpikir yang mulai kacau bisa juga berawal dari kecanduan games yang tidak ditangani dengan baik.
Ditambahkan oleh dr Suzy, kasus Andi sudah termasuk gangguan jiwa psikotis karena sampai ngamuk-ngamuk kalau dilarang orangtuanya. Itu berarti keinginannya untuk selalu bermain video games telah mengganggu perilaku dan membuatnya gelisah sepanjang waktu.
"Perlu treatment itu kalau sudah mengganggu fungsi sehari-hari, misalnya nggak mau sekolah. Nggak mau sekolah itu merupakan kedaruratan psikiatri utama pada anak dan remaja," tambah dr Suzy.
Treatment atau penanganan yang diberikan di RSJ Grogol antara lain mencakup terapi perilaku dan kalau diperlukan juga akan diberikan obat-obatan antipsikotik. Andi termasuk bagus dalam merespons terapi, sehingga dalam tiga minggu masa perawatan perilakunya sudah lebih terkontrol, dan dalam waktu dekat bisa kembali ke rumah orangtuanya lagi.

Sabtu, 29 Oktober 2016

Sejarah, Aspek, dan Dampak Internet dalam Psikologi

PSIKOLOGI DAN TEKNOLOGI INTERNET
SEJARAH, ASPEK DAN DAMPAK INTERNET DALAM PSIKOLOGI







Nama Dosen          : Nia Rizki
Nama / NPM         : Zahra Orchidiella H (17515379)
                         Kelas                     : 2 PA 01



FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA

2016






Sebagian besar masyarakat dunia kini menggunakan internet, bahkan bisa dikatakan hampir semua orang khususnya di perkotaan telah mengenyam akses internet. Namun memang masih banyak masyarakat di berbagai belahan dunia, bahkan termasuk di Indonesia yang masih belum bisa menikmati akses menuju internet, yang penyebabanya cukup banyak, antara lain karena daerah yang terlalu jauh untuk dijangkau jaringan internet, kurangnya perhatian dari pemerintah setempat, dan masih banyak lagi. Sejarah Internet berawal dari diciptakannya teknologi jaringan komputer pada tahun 1960. Jaringan komputer adalah beberapa komputer yang terhubung satu sama lain dengan memakai kabel dalam satu lokasi yang memiliki hubungan timbal balik, misalnya dalam satu kantor atau gedung.
Perkembangan yang saat ini dialami dunia internet sangatlah pesat. Bagaimana tidak, yang tadinya hanya bisa dinikmati orang-orang tertentu saja dan fungsinya pun terbatas, kini semua orang bisa menggunakannya tanpa terkecuali dengan akses informasi yang jauh lebih luas dan fungsi yang lebih beragam. Hal itu tentunya ditennggarai oleh penemuan-penemuan hebat yang ada di internet itu sendiri. Mungkin hanya masyarakat daerah pedesaan di Indonesia saja yang belum terdapat akses internet, karena pembangunan jaringan internet di Indonesia tidak merata. Memang mungkin cukup sulit mengembangkan internet di Indonesia ketimbang di negara lain, karena negara kita adalah negara kepulauan yang setiap pulau berpisah-pisah.
Kita sebagai pengguna internet di zaman yang modern ini tentunya akan sangat bermanfaat apabila mempelajari seputar sejarah berdirinya internet, sebagai tanda terima kasih kita karena internet saat ini mampu mengubah peradaban dunia.

A.    SEJARAH INTERNET
Sejarah dimulai pada tanggal Agustus 1962 dan penciptaan internet pertama kali dikemukakan oleh seseorang bernama J.C.R Licklider dari MIT Massachutts Institute of Technology. Konsep awal dinamakan “Galactic Network” oleh dirinya. Ia mengemukakan tentang bagaimana jaringan global yang memungkinkan orang dapat mengakses data dan program dari mana saja. Pada Oktober 1962 beliau mengepalai program penelitian komputer di ARPA yang merupakan bagian dari Departmenet Pertahanan Amerika Serikat.
Proyek dari ARPANET adalah merancang sebuah bentuk jaringan, kehandalan, dan  seberapa besar informasi dapat dipindahkan, yang akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang kita kenal dengan istilah TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).
Sejarah awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.
Pada tahun 1966 Larry Roberts mengembangkan konsep jaringan komputer. Kemudian beliau merencanakan jaringa yang disebut ARPANET yang dipublikasikan pada tahun 1967. Pada tahun 1969 ARPANET telah melibatkan empat buah komputer yang terkoneksi.
Sejarah internet juga dimulai dengan komputer pertama berada di university of California Los Angelos, komputer ke dua berada di Stanford Research Institute, komputer ketiga berada di University of California Barbara dan koputer ke emat berada di University Utah. Pada tahun 1971 jumlah komputer yang terhubung ke ARPANET mencapai 14 buah. Pada tahun ini pulalah protokol Telnet dan FTP berhasil dibangun. Pada tahun 1972 larry Roberts dan Bob Kahn mengenalkan ARPANET pada konferensi ICCC yang diselenggarakan di Washignton.
Sejarah Pada tahun 1972 sejarah perkembangan internet menjelaskan Ray Tomliinson menulis program yang memungkinkan surat elektronik dikirimkan ke jaringan ARPNET. Beliaulah yang merancang konversi “user@host.” Pada tahun ini pula ARPANET menggunakan NCP untuk menstransfer data. Pada tahun yang sama ARPA beruah nama menjadi DARPA. Tambahan huruf D berasal dari kata Defense. Pada tahun ini ARPANET melakukan koneksi international yang pertama dengan University College of London dan Royal Establishment di Norwegia.
Sejarah pada tahun 1978 Unix to Copy Protocol ditemukan di Labolatorium Bell. Program ini berguna untuk melakukan file transfer. Pada tahun 1979 news group yang diberi nama USENET beroperasi dengan dasar UUCP. Penciptanya adalah Tom Truscott dan Jim Ellis (kedua mahasiswa di Duke University) dan Steven Bellovin (dari Universitas North Carolina).
Pemakai dari seluruh dunia bergabung ke grup diskusi ini membicarakan masalah jaringan, politik, agama dan berbagai topik lainnya. Sejarah internet, pada tahun 1982 DCA atau Defense Communication Agency dan DARPA membentuk protokol yang disebut TCP/IP untuk ARPANET. Selanjutnya, Departemen Pertahanan Amerika Serikat menyatakan TCP/IP sebagai sebuah sntadar. Saat itulah internet didefinisikan sebagai sekumpulan jaringan yang terhubung yang menggunakan TCP/IP sebagai protokol.
Sejarah internet pada tahun 1983 ialah John Postel dan Paul Mockapetris dan Craig Partidge mengembangkan Domain Name System (DNS) dan mengusulka sistem pengamatan berbentuk user@host.cdomain. Pada tahun 1984 DNS diperkenalkan di internet dengan menyebutkan nama-nama jenis domain seperti . gov, .mil,.org, .net dan .com.
Pada tahun 1986 TCP/IP mulai tersedia pada workstaiton dan PC. Tahun ini pula National Science Foundation mendanai NSFNET sebagai tulang punggung internet berkapasitas 56 kbps dan mengatur internet hanya ditujukan untuk kepentingan riset dan pemerintah yang bersifat tidak komersial.

B.     ASPEK PSIKOLGI PENGGUNA INTERNET
Banyak aktivitas yang dapat dilakukan melalui internet ini baik untuk bidang pendidikan, kesehatan, bisnis, perdagangan, hukum, pembayaran, dan hiburan. Penyebab penggunaan internet semakin meluas ke beberapa bidang kehidupan yaitu karena adanya karakteristik yang saling terhubung sehingga sanggup menjangkau seluruh bagian dunia melalui apa yang dinamakan dengan jaringan computer. Karena itulah maka melalui internet sebagai media, memungkinkan segala aktivitas yang dilakukan bersifat global.
Dalam menggunakan internet, kebanyakan orang menggunakan identitas diri yang nyata dan bahkan ada juga yang secara virtual. Melalui identitas online konsisten dengan teori-teori pembentukan sosial. Identitas online dapat digunakan untuk mengeksplorasi aspek-aspek diri, memfasilitasi kesadaran diri yang lebih besar dan menjadi katalis untuk perubahan positif. Bahkan identitas online justru memfasilitasi flexible selves seseorang yang merupakan adaptasi yang wajar dan perwujudan eksplorasi diri. Dunia maya juga memfasilitasi keterbukaan emosional di ruang maya yang membuat individu mampu mengekspresikan diri dan dimengerti. Hubungan yang berarti terbentuk di dunia maya, kerena media ini secara natural memfasilitasi individu memaparkan diri lebih intim denga mediasi layar dan nama samaran.
Terdapat banyak sekali jejaring social yang dibuat dengan menggunakan identitas palsu. Di internet, kita dapat memperlihatkan jati diri kita dan juga menyembunyikan jati diri kita yang sesungguhnya. Akibatnya, kejahatan kerap kali terjadi dalam dunia maya. Sebagai contoh adalah kasus penipuan atau penculikan yang marak beredar.
Dunia virtual memang bukan dunia real. Kartunis Peter Steiner pernah mengirim karikatur seekor anjing sedang bermain internet dan dipublikasikan di The New Yorker, 5 Juli 1993 dengan tulisan “On the internet, nobody knows you’re a dog.” Sementara itu, pemikir Prancis Jean Baudrillard menandaskan dunia sekarang semakin masuk ke hipperrealitas di mana kita tidak bisa membedakan mana yang asli dan mana yang bukan. Perasaan kita bisa turut lebih hanyut pada penderitaan tokoh dalam sinetron yang notabene tidak nyata daripada tersentuh dengan nasib tetangga yang nyata ada dan sedang kena musibah. Psikolog John Suler, seperti dikutip dari buku “Facebook and Philosophy: What’s on Your Mind?” (2010), mengatakan bahwa dunia online telah memicu “disinhibition effect” di mana orang lebih gampang menampilkan kesejatian dirinya (self-disclose) bila dibanding dalam dunia nyata. Di sini, orang bisa mengeluarkan semua isi hati, kekesalan, kritikan, komentar provokatif, dan sebagainya.
Orang yang dalam dunia nyata terkenal pendiam, bisa menjadi pembual di dunia online. Hal ini kental dengan unsur paradoksnya, yakni orang berani menampilkan dirinya yang nyata (real self) di media yang tidak nyata atau lebih tepat disebut sebagai dunia virtual dan dengan identitas yang anonim.

C.    ASPEK DEMOGRAFI PENGGUNA INTERNET
            1.            Pengaruh Gender
Gender dalam sosiolog mengacu pada sekumpulan ciri-ciri khas yang dikaitkan dengan jenis kelamin individu (seseorang) dan diarahkan pada peran sosial atau identitasnya dalam masyarakat. WHO memberi batasan gender sebagai “seperangkat peran, perilaku, kegiatan, dan atribut yang dianggap layak bagi laki-laki dan perempuan, yang dikonstruksi secara sosial, dalam suatu masyarakat. Pengaruh gender di internet pada umumnya wanita yang sering bermain dengan internet, misalnya facebook, twitter dan lain-lain. Wanita selalu memposting lebih banyak daripada pria, karena wanita terlalu sensitive pada apa yang sedang terjadi dan sangat emosional. Pada pria lebih cenderung ke forum atau game online. Pria juga senang berjam-jam untuk melakukan hal itu. Internet juga bisa membuat para pria terpengaruh oleh fashion jaman sekarang. Contohnya dari Korea, bisa saja mereka membuat para pria mengenakan fashion itu, tetapi dari sudut pandang wanita fashion itu tidak cocok untuk mereka yang pria jantan, contohnya dari gaya rambut. Jaman sekarang para pria banyak yang mengikuti gaya rambut dari negara luar, padahal gaya rambut itu membuat mereka terlihat seperti wanita. Semakin berkembangnya internet dan globalisasi membuat banyak yang pria seakan-akan menjadi wanita dan wanita seperti pria.
            2.            Pengaruh Usia
Internet juga membawa pengaruh yang signifikan bagi semua kalangan. Oleh karena itu, tidak hanya orang dewasa saja yang sudah mengenal internet tapi anak-anak juga, bahkan mereka sudah bisa menggunakannya secara langsung.
Sebenarnya internet memberikan fungsi secara berlawanan, khususnya bagi anak-anak karena di satu sisi internet memberikan dampak positif namun di sisi lain terdapat dampak negatifnya.
Jika dilihat dari sisi positif,dunia internet sangat berarti bagi anak-anak karena dengan internet anak bisa mencari ilmu pengetahuan atau informasi apa saja dari situs-situs yang dikunjunginya tanpa ada batasan jarak dan waktu. Selain itu manfaat lain dari internet adalah anak-anak bisa berlatih surat-menyurat dalam bentuk email, saling berbincang atau berkomunikasi dengan yang lainnya dan bisa menambah teman dari berbagai belahan dunia, juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan semangat belajar pada anak misalnya dengan memanfaatkan software yang menarik agar minat belajar anak tersebut menjadi tergugah.
Disamping lain internet juga terdapat sisi negatifnya. Kebanyakan dari anak-anak memiliki rasa ingin tahu dan penasaran yang sangat besar terhadap apa yang baru mereka kenal atau temui. Bisa saja tanpa sengaja seorang anak membuka sebuah situs orang dewasa yang tidak layak mereka lihat. tentunya itu dapat berakibat buruk pada anak tersebut dan mungkin mempengaruhi perkembangannya. Selain itu dampak negatif lain adalah, anak bisa kecanduan internet atau game online yang akan membuat anak tersebut menjadi malas dan tidak mengenal waktu. Jadi seharusnya anak-anak diberikan pengawasan dari orang tua dalam menggunakan internet, sehingga anak dapat diarahkan ke-hal yang lebih positif dan dapat terhindar dari dampak negatif.
Pemanfaatan Internet tentu harus di sesuaikan dengan tingkat usia anak. Usia anak SD rata-rata berkisar antara 7-13 tahun. Dan tingkatan itu semua memiliki cara penanganan yang berbeda. Berikut tahap pengenalan Internet pada anak sesuai tingkat usianya.



            3.            USIA 4 S/D 7 TAHUN
Anak mulai tertarik untuk melakukan eksplorasi sendiri. Meskipun demikian, peran orang tua masih sangat penting untuk mendampingi ketika anak menggunakan Internet. Dalam usia ini, orang tua harus mempertimbangkan untuk memberikan batasan-batasan situs yang boleh dikunjungi, berdasarkan pengamatan orang tua sebelumnya. Untuk mempermudah hal tersebut, maka orang tua bisa menyarankan kepada anaknya untuk menjadikan sebuah direktori atau search engine khusus anak-anak.
            4.            USIA 7 S/D 10 TAHUN
Dalam masa ini, anak mulai mencari informasi dan kehidupan sosial di luar keluarga mereka. Inilah saatnya dimana faktor pertemanan dan kelompok bermain memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan seorang anak. ada masa ini, fokus orang tua bukanlah pada apa yang dikerjakannya di Internet, tetapi berapa lama dia menggunakan Internet.
            5.            USIA 10 S/D 12 TAHUN
Pada masa pra-remaja ini, anak yang membutuhkan lebih banyak pengalaman dan kebebasan. Inilah saat yang tepat untuk mengenalkan fungsi Internet untuk membantu tugas sekolah ataupun menemukan hal-hal yang berkaitan dengan hobi mereka. Pada usia ini, sangatlah penting untuk menekankan konsep kredibilitas. Anak-anak perlu memahami bahwa tidak semua yang dilihatnya di Internet adalah benar dan bermanfaat, sebagaimana belum tentu apa yang disarankan oleh teman-temannya memiliki nilai positif.
      6.                  USIA 12 S/D 14 TAHUN
Inilah saat anak-anak mulai aktif menjalani kehidupan sosialnya. Bagi yang menggunakan Internet, kebanyakan dari mereka akan tertarik dengan online chat (chatting). Masa ini merupakan masa yang tepat bagi kebanyakan orang tua untuk bercerita dan berbagi informasi tentang hal-hal seksual kepada anaknya. Tetapi di sisi lain, pemasangan software filter secara diam-diam ataupun tanpa persetujuan sang anak, bisa berdampak pada timbulnya resistansi sang anak kepada orang tua.
      7.                  USIA 14 S/D 17 TAHUN
Masa ini adalah masa yang paling menarik dan menantang dalam kehidupan seorang anak remaja dan orangtua. Seorang remaja akan mulai matang secara fisik, emosi dan intelektual. Mereka haus akan pengalaman yang terbebas dari orangtua. Ikatan-ikatan dengan keluarga tidak terlalu diperketat lagi, tetapi tetap tidak menghilangkan peranan pengawasan orangtua.
   8.                      Pengaruh Budaya
Keluar masuknya kebudayaan – kebudayaan asing melalui media massa sebenarnya dapat membentuk masyarakat yang majemuk, dinamis dan akhirnya membuat identitas kebangsaan semakin kuat dan mengakar dalam benak masyarakat sehingga dapat memperkaya kekayaan cultural suatu bangsa. Namun demikian proses pembetukan identitas nasional bukan merupakan sesuatu yang sudah selesai pada titik tertentu, tetapi sesuatu yang terbuka dan terus berkembang mengikuti perkembangan jaman. Akan terjadi pergeseran nilai dari identitas itu sendiri apabila identitas itu tidak dapat di jaga dan dilestarikan, dan pada akhirnya mengakibatkan identitas global menguasai nilai – nilai identitas nasional itu sendiri.
Dalam hal ini pengaruh media massa dalam penyebaran identitas sebuah bangsa dan akhirnya membentuk identitas baru sangatlah kuat. Tanpa media cetak ataupun elektronik niscaya persebaran identitas tidak akan sekuat saat ini. Mereka memegang kunci bagi masuk serta keluarnya suatu kebudayaan. Karena media massa adalah jalan bagi masuknya pengaruh dari luar maka media massa juga harus mampu menjadi filter bagi masuknya pengaruh – pengaruh tersebut.

D.    DAMPAK POSITIF DAN NEGATF  PENGGUNA INTERNET BAGI MAHASISWA
a)        Dampak Positif
                        1.      Media Komunikasi
Hal yang terlintas pada benak kita adalah chatting, salah satu media yang digunakan untuk berkomunikasi. Dan contoh media yang sering digunakan adalah facebook, twitter, friendster, Mirc. Selain itu internet juga dapat digunakan untuk mengirim E-mail, dan melakukan video conference atau bahkan berkomunikasi langsung lewat telephone via online. Hal ini memudahkan bagi para pengguna jejaring sosial untuk dapat berkomunikasi dan mengenal seseorang tanpa memikirkan jarak ataupun tempat.
                        2.      Sumber Informasi
Informasi di internet sangatlah baru dan selalu diperbaharui setiap waktu, terlebih lagi internet berhubungan dengan informasi di seluruh dunia, para pecandu informasi akan tetap bisa mencari informasi tanpa terhalangi oleh jarak dan tempat dengan adanya Google, Yahoo, dan website-website yang lain, bahkan mahasiswa sekalipun dapat mengetahui kelulusannya lewat internet tanpa harus mendatangi ke kampusnya. Dan hal inipun sangat berguna bagi pelajar yang ingin belajar otodidak dalam suatu hal terlebih dengan adanya gambar yang dapat dicari di internet memudahkan pelajar untuk dapat praktek otodidak, karena internet menyediakan segala keperluan informasi yang kita butuhkan.
                        3.      Media Pendidikan dan Hiburan
Internet kini diolah sedemikian rupa hingga tersedia software atau aplikasi yang menunjang dan mengasah pendidikan anak, yang iringi dengan hiburan agar pembaca tidak merasa bosan. Dengan belajar melalui internet anak dapat mendapatkan pendidikan yang lebih luas. Beberapa game juga diaplikasikan untuk meningkatkan kecerdasan anak, dengan gambar yang dirancang begitu menarik dan materi yang tidak membosankan mengundang minat anak untuk melatih konsentrasi, dampaknya anak akan dapat belajar untuk memecahkan suatu hal dan lebih berkonsentrasi dalam menyelesaikan masalah.
                        4.      Memudahkan Berbelanja dan Bertransaksi
Dengan adanya E-commerce memudahkan kita untuk berbelanja tanpa harus mendatangi Mall atau tempat jual beli barang yang kita inginkan. Internet tidak hanya untuk mencari data atau informasi yang dicari saja, tetapi dapat digunakan sebagai tempat berjualan barang dan jasa. Telah tersedia pembayaran kartu kredit dalam internet (E-Banking) sehingga konsumen tidak perlu pusing-pusing untuk membayar di kassa, tentu hal ini sangat berguna bagi para wanita karir yang tidak mempunyai waktu untuk berbelanja keluar rumah.
                     5.         Media Pertukaran Data

b)      Dampak Negatif
                        1.      Pornografi
Saking terlalu gampangnya mendapatkan informasi di internet, internetpun terkadang menjadi ajang pornografi. Hal ini harus di antisipasi bagi orangtua yang tidak menginginkan anaknya menyalahgunakan dunia internet. Situs atau homepage yang berbau pornografi sering kali terbuka ditengah iklan, atau bahkan dicari dengan sengaja. Hal ini salah satu penyebab diadakan pemblokiran situs pornografi di Indonesia.
                        2.      Perjudian
Sudah tidak dipungkiri dengan internet dapat berkomunikasi dengan jarak tak terhingga, membuat para pelaku perjudian terjun dalam internet dan menyalahgunakan internet untuk berjudi jarak jauh dan aman atau bahkan berjudi secara online.
                        3.      Penipuan
Penipuan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, termasuk internet maraknya berkenalan dengan orang asing juga salah satu hal yang dapat dijadikan modus, atau bahkan iklan yang berkedok hadian jutaan miliyar. Hal yang patut kita lakukan adalah mengindahkan hal-hal yang belum tau pusat informasinya.
                        4.      Kurang Bergaul
Dengan informasi yang sangat banyak dan tak terhingga didunia internet mengurangi waktu bergaul dengan teman-teman yang lain khususnya para pelajar atau mahasiswa, bahkan di zaman yang telah canggih ini anak SD pun sudah berkenalan dengan dunia internet, hal ini mengurangi waktu mereka untuk berkomunikasi dengan teman sebayanya dan hal ini akan berdampak penyimpangan sosial dimasa depannya.
                        5.      Kecanduan
Bila seseorang merasa lebih nyaman dengan fasilitas dan informasi dalam internet, dalam dirinya timbul rasa tidak peduli dengan waktu, hal ini menyebabkan ketergantungan kepada internet bahkan kecanduan untuk pelaku game online dan jejaring sosial media. Tentu dibutuhkan perhatian khusus dari pihak orangtua agar anaknya yang masih dibawah umur tidak mengalami kesimpangan sosial karena internet.




Sumber :